Desain Basis Data - Amazing Indonesia

Latest

Saturday 14 April 2012

Desain Basis Data


Desain Skema Konseptual
Skema konseptual diproduksi dari tahap ini terdiri dari model data tingkat
tinggi DBMS-independent dengan beberapa alasan :
1.   Tujuan desain skema konseptual adalah skema lengkap tentang struktur basis
data, semantik, interrelationship dan constraint.  Hal ini tergantung dari DBMS
yang digunakan.
2.   Skema konseptual tidak tersedia sebagai deskripsi stabil dari isi basis data.
Pemilihan DBMS dan keputusan desain dapat berubah tanpa mengubah skema
konseptual DBMS-independent.
3.   Skema konseptual yang baik sangat penting untuk pemakai basis data dan
desainer.  Penggunaan model data tingkat tingga lebih ekspresif dan umum
daripada model data dari DBMS.
4.   Deskripsi diagram dari skema konseptual dapat menawarkan kendaraan
komunikasi yang baik diantara pemakai basis data, desainer dan analyst.  Karena
model data level tinggi biasanya berbentuk konsep dan mudah untuk mengerti
daripada model data DBMS yang level lebih rendah, atau definisi sintak data,
komunikasi yang berhubungan dengan desain skema menjadi lebih kelihatan.
Pada tahap desain basis data, perlu  menggunakan model data konseptual level
tinggi dengan karakteristik :


1.   Expressiveness : model data cukup ekspresif untuk membedakan perbedaan tipe
data, relationship dan constraint.

2.   Simplicity and understandability : model cukup sederhana untuk pemakai yang
tidak mengerti dan menggunakan konsep tersebut.
3.   Minimality : model mempunyai sejumlah kecil konsep dasar yang berbeda dan
tidak overlapping.
4.   Diagrammatic representation : model dalam bentuk notasi diagram untuk
menampilkan skema konseptual yang mudah diintepretasikan.
5.   Formality : skema konseptual ditampilkan dalam model data aharus
merepesentasikan spesifikasi formal data.  Sehingga, konsep model harus
ditentukan secara akurat dan tidak berganda.

Pendekatan ke Desain Skema Konseptual
Untuk desain skema konseptual, harus diidentifikasi komponen dasar dari skema
: tipe entiti, tipe relationship dan atribut.  Harus juga menentukan key attributes,
cardinality dan participation constraint, weak entity dan hierarki spesification /
generatization.  Terdapat dua pendekatan untuk merancang skema konseptual, yang
diturunkan dari kebutuhan yang dikoleksi.
Pendekatan pertama adalah pendekatan desain skema terpusat (one-shot),
dimana kebutuhan dari aplikasi yang berbeda dan kelompok pemakai pada tahap 1
digabungkan ke dalam satu himpunan kebutuhan sebelum desain skema dimulai.  Suatu
skema berhubungan digabungkan ke  himpunan kebutuhan kemudian dilakukan desain.
Jika terdapat banyak pemakai dan banyak aplikasi, penggabungan semua kebutuhan
dapat menghabiskan waktu.  Asumsikan DBA bertanggung jawab untuk menentukan
bagaimana menggabungkan kebutuhan dan untuk merancang skema konseptual untuk
keseluruhan basis data.  Jika suatu skema konseptual dirancang dan final, skema
eksternal untuk kelompok pemakai dan aplikasi dapat ditentukan oleh DBA
Pendekatan kedua adalah pendekatan view integration, dimana kebutuhan tidak
digabungkan.  Suatu skema dirancang untuk  setiap kelompok user atau aplikasi
berdasarkan kebutuhan masing-masing.  Kemudian dikembangkan skema level tinggin
(view) untuk setiap kelompok user atau aplikasi.  Selama tahap view integration, skema
bagian digabungkan ke dalam skema konseptual global untuk keseluruhan basis data.
Individual view dapat dibentuk sebagai skema eksternal setelah view integration.


Perbedaan kedua pendekatan terletak pada tujuan dimana banyak view atau
kebutuhan dari banyak pemakai dan aplikasi digabungkan.  Pada pendekatan terpusat,
rekonsiliasi dilakukan secara manual oleh DBA.  Hal ini dapat mengakibatkan terjadi
konflik pada staff DBA.  Permasalahan ini dipecahkan dengan menggunakan konsultan
luar.
Pada pendekatan view integration, setiap kelompok pemakai merancang skema
konseptual (EER) masing-masing.  Kemudian proses integrasi diaplikasikan pada skema
ini (view) oleh DBA untuk membentuk skema integrasi global.  Meskipun view
integration dapat dilakukan manual, aplikasi ini adalah basis data besar yang melibatkan
puluhan kelompok pemakai membutuhkan suatu metodologi dan penggunaan alat bantu
otomatis untuk integrasi.  Korespondensi  antara atribut, tipe entiti dan relasionship
harus ditentukan sebelum integrasi dapat dilakukan.

Strategi untuk Desain Skema
Terdapat beberapa stategi untuk merancang skema, yaitu :
1.   Top-down strategy :  Dimulai dengan skema yang berisi abstraksi level tinggi
dan kemudian mengaplikasikan ketentua n top-down.  Sebagai contoh, tentukan
hanya beberapa tipe entiti level tinggi dan kemudian lakukan pembagian ke
dalam tipe entiti level lebih rendah dan relationship.
2.   Bottom-up strategy : Mulai dengan skema yang berisi abstraksi dasar dan
kemudian kombinasikan atau tambahkan abstraksi tersebut.  Sebagai contoh,
mulai dengan atribut dan kelompok ke dalam tipe entiti dan relationship.
Tambahkan relasi baru pada tipe entiti selama proses perancangan.
3.   Inside-out strategy : Merupakan kasus khusus dari bottom-up strategi, dimana
atensi difokuskan pada himpunan konsep  terpusat yang lebih nyata.  Model
kemudian diisi dengan konsep baru pada konsep yang sudah ada.  Kita dapat
tentukan beberapa tipe entiti nyata dalam skema dan dilanjutkan dengan
menambah tipe entiti dan relasi yang berhubungan.
4.   Mixed strategy : Kebutuhan dibagi berdasarkan top-down strategy, bagian
skema dirancang untuk setiap partisi berdasarkan bottom-up strategy.  Jadi
strategi ini mengkombinasikan beberapa skema.





No comments:

Post a Comment