Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan peluncuran The Yudhoyono Institute (TYI), di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta Pusat, malam ini.
SBY merupakan penggagas dan pendiri The Yudhoyono Institute. SBY menggagas lembaga ini sekitar tahun 2014, sebelum jabatannya sebagai presiden ke-6 berakhir. Untuk mempersiapkan lembaga ini, SBY menugaskan anak buahnya melakukan proses studi banding ke lima lembaga di Amerika Serikat.
“Saya dan beberapa orang teman dikirim ke Amerika untuk studi banding ke lima presidential center dan institute,” kata Ni Luh Putu Caosa Indryani yang menjabat Chief Communication Officer The Yudhoyono Institute ketika dihubungi Katadata, Kamis (10/8).
AHY didapuk sebagai direktur eksekutif lembaga ini. The Yudhoyono Institute disebut sebagai lembaga think tank yang bersifat independen, non politik praktis, dan fokus pada isu-isu strategis baik lingkup nasional, regional, maupun global.
Lembaga ini berencana menyiapkan kader-kader pemimpin masa depan, dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045. Pada saat itu, kata AHY, Indonesia akan meraih 100 tahun kemerdekaannya dan diharapkan menjadi negara yang aman dan damai; adil dan sejahtera; serta maju dan mendunia.
"Dengan berdirinya The Yudhoyono Institute ini, nantinya diharapkan dapat melahirkan generasi masa depan, calon pemimpin bangsa yang berjiwa patriotik, berakhlak baik, dan unggul, yang dapat membawa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan niscaya dapat menjadi bangsa yang memimpin di dunia internasional di masa mendatang,” kata AHY dalam siaran pers.
Sebelum meresmsikan The Yudhoyono Institute, AHY bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta. Dia bersilaturahmi sekaligus memperkenalkan The Yudhoyono Institute kepada Presiden.
"Saya memohon doa restu kepada Bapak Presiden, sekaligus juga ingin mendapatkan wejangan, nasihat, dan hal-hal lain yang perlu saya jadikan pedoman untuk menyukseskan Institute," kata AHY.
AHY mengatakan Jokowi menyampaikan bahwa perkembangan dunia terjadi begitu cepat, dan anak-anak muda diharapkan menjadi bagian dari upaya memajukan bangsa.
Dalam pertemuan itu, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming turut mendampingi Jokowi menerima AHY. Bahkan Gibran menyajikan hidangan khusus berupa gudeg dan bubur kepada bekas calon gubernur DKI Jakarta itu.
The Yudhoyono Institute nantinya menjadi support pemikiran maupun implementasi ekonomi kerakyatan bagi sleuruh masyarakat Indonesia. Banyak pemikiran luar biasa lahir dari AHY dalam peresmian tersebut, dari keinginan berdirinya Warung Tegal (Warteg) di Amerika Serikat, sampai impian-impian membangun lainnya.
Selain SBY dan isteri, Ani Yudhoyono, sejumlah tokoh terkemuka hadir dalam peresmian The Yudhoyono Institute, seperti Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, mantan Wapres Budiono, Guruh Sukarnoputra, Rachmawati Sukarnoputri, Sukmawati Sukarnoputri, Yenni Wahid, Sekjen Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan, serta mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng.
Bicara mengenai Hambalang, pastinya tidak ada yang lupa dengan kasus korupsi proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang, tahun anggaran 2010-2012, senilai Rp 2,5 triliun.
Hotel atlet yang rencananya dibangun megah di Hambalang pada era pemerintahan Presiden SBY itu akhirnya gagal total dan mangkrak menjadi rumah hantu sampai sekarang akibat kasus korupsi yang membelit sebagian besar petinggi Partai demokrat pada saat itu.
Banyak nama besar terseret kasus itu, dan sudah mengambil bagian dalam kurungan penjara, yaitu Anas Urbaningrum (Ketum Demokrat), Andi Mallarangeng (Menpora dari Demokrat), Angelina Sondakh (Anggota DPR RI Fraksi Demokrat), Muhammad Nazaruddin (Bendahara Demokrat), Machfud Suroro (Direktur PT Dutasari Cipta Laras), Deddy Kusnidar (Pejabat pembuat komitmen Kemenpora) dan Teuku Bagus M. Noor (Kepala Divisi Konstruksi PT Adhi Karya).
Beralih ke saat ini, dengan persiapan menyambut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, banyak sekali manuver-manuver politik yang dilakukan oleh semua partai politik.
Akan tetapi dengan merilis pendirian The Yudhoyono Institute, bukan berarti masyarakat serta merta melupakan Hambalang. Jika ingin aman, sebenarnya langkah berani dan jujur yang harus ditempuh adalah melakukan klarifikasi total terlebih dahulu mengenai kasus Hambalang tersebut, karena hingga saat ini mind set yang terbentuk di masyarakat adalah SBY (sebagai Ketum Demokrat) sebenarnya bertanggung jawab penuh atas terjadinya kasus tersebut. Dan merupakan hal yang tidak mungkin jika dia tidak mengetahuinya, itulah yang ada di pikiran masyarakat hingga saat ini.
Rontoknya perolehan suara AHY (hanya mendapat 16 persen) dalam Pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta beberapa waktu silam sebagian besar terjadi akibat masih kuatnya kenangan masyarakat akan kasus korupsi pembangunan wisma atlet tersebut. Sehingga siapapun atau apapun yang ditawarkan oleh Partai Demokrat pastinya tidak akan ditelan mentah-mentah oleh masyarakat.
No comments:
Post a Comment